Pandemi COVID-19 telah menjadi ujian besar bagi sistem kesehatan global, termasuk Indonesia. Krisis ini mengungkap berbagai kelemahan, sekaligus memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya membangun ketahanan kesehatan (health resilience) yang tangguh. Transformasi sistem ketahanan kesehatan Indonesia kini menjadi prioritas untuk memastikan kesiapan menghadapi ancaman kesehatan di masa depan, sekaligus meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Tantangan Sistem Kesehatan Indonesia

Sebelum pandemi, sistem kesehatan Indonesia sudah menghadapi berbagai tantangan struktural, antara lain:
  1. Ketimpangan Akses Layanan Kesehatan – Fasilitas kesehatan terkonsentrasi di kota besar, sementara daerah terpencil masih kekurangan tenaga medis dan infrastruktur.
  2. Keterbatasan Anggaran Kesehatan – Alokasi belanja kesehatan masih di bawah rekomendasi WHO (5% dari PDB), dengan ketergantungan besar pada BPJS Kesehatan.
  3. Fragmented Governance – Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta belum optimal.
  4. Ketergantungan Impor Obat dan Alat Kesehatan – Industri farmasi dan alat kesehatan domestik masih lemah, membuat Indonesia rentan terhadap gangguan pasokan global.
  5. Kesiapan Menghadapi Krisis Kesehatan – Sistem surveilans, respons wabah, dan logistik vaksin masih perlu ditingkatkan.

Pilar Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Transformasi Sistem Kesehatan melalui 6 Pilar Utama (Kemenkes, 2021):

1. Transformasi Layanan Primer

  • Penguatan puskesmas dan posyandu sebagai garda terdepan layanan kesehatan.
  • Penerapan telemedicine dan sistem rujukan berbasis digital.
  • Peningkatan deteksi dini penyakit melalui surveilans berbasis komunitas.

2. Transformasi Layanan Rujukan

  • Modernisasi rumah sakit dengan standar internasional.
  • Peningkatan kapasitas rumah sakit khusus infeksi (RSKI) untuk antisipasi pandemi.
  • Optimalisasi sistem rujukan melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan

  • Penguatan produksi vaksin, obat, dan alat kesehatan dalam negeri (Bio Farma, Kimia Farma).
  • Pembangunan strategic national stockpile untuk obat dan alat medis kritikal.
  • Kemitraan global untuk transfer teknologi kesehatan.

4. Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan

  • Optimalisasi pembiayaan BPJS Kesehatan dengan mengurangi defisit.
  • Pengembangan skema asuransi kesehatan tambahan dan pendanaan inovatif.
  • Peningkatan efisiensi belanja kesehatan melalui digitalisasi klaim.

5. Transformasi SDM Kesehatan

  • Peningkatan jumlah dan kualitas dokter, perawat, dan tenaga kesehatan daerah terpencil.
  • Pelatihan health emergency response bagi tenaga medis.
  • Insentif bagi tenaga kesehatan yang bertugas di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

6. Transformasi Teknologi Kesehatan

  • Implementasi SatuSehat sebagai platform integrasi data kesehatan nasional.
  • Penggunaan AI dan big data untuk prediksi penyakit dan manajemen pasien.
  • Pengembangan healthtech startup untuk inovasi layanan kesehatan.

Kebijakan dan Inisiatif Terkini

  • UUCK No. 17/2023 tentang Kesehatan: Memperkuat kerangka hukum sistem kesehatan nasional.
  • Peta Jalan Industri Farmasi & Alkes 2025: Mendorong kemandirian produksi dalam negeri.
  • Gerakan Vaksinasi Nasional: Memperluas cakupan imunisasi dan penguatan cold chain.
  • Kemitraan Global (G20, WHO, Gavi): Memastikan akses vaksin dan teknologi kesehatan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Transformasi sistem ketahanan kesehatan Indonesia membutuhkan kolaborasi multisektor, baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat. Beberapa langkah strategis yang perlu dipercepat:
  1. Meningkatkan investasi di sektor kesehatan, baik dari APBN maupun swasta.
  2. Memperkuat produksi lokal obat, vaksin, dan alat kesehatan untuk mengurangi ketergantungan impor.
  3. Digitalisasi sistem kesehatan untuk efisiensi dan transparansi.
  4. Membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit.
Dengan transformasi ini, Indonesia dapat mewujudkan sistem kesehatan yang tangguh, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Referensi

Kementerian Kesehatan RI (2021). Peta Jalan Transformasi Sistem Kesehatan. WHO (2023). Global Health Resilience Framework. Bank Dunia (2022). Indonesia Health System Review.